Jumat, 12 Juli 2013

Ramadhan 1434 H - Day 3

Alhamdulillah, baru dua hari shaum, bisa tamat dengan lancar puasanya. Mudah2an lancar jaya lagi kuat puasanya sampai buka nanti 18.5 jam lagi. Cuman ngantuk gak ketulungan banget nih, akibat dari selisih buka puasa dan sahur yang cuman 5 jam saja. Diganti ama tidur siang/sore panjang deh nanti.

Hmm, karna masih ngantuk-ngantuk akibat belum kebiasa begadang (Ramadhan-lag semacam jet-lag), kayaknya bahas yang simple aja di blog hari ketiga Ramadhan ini.



Ngerumpi sama si Jabrik
Beberapa hari lalu, terjadilah percakapan seru soal Ramadhan dengan teman seruanganku yang seorang bule, sebut saja si Jabrik.

Jabrik (J) : Berapa lama kamu harus puasa di Ramadhan kali ini?
Aku (M) : Yah, sekitar 18 setengah jam, lah. Dari terbit matahari sampai tenggelamnya.
J : Wah lama banget (dengan wajah melongo). Dari jam berapa sampe jam berapa tuh?
M : Jam 3 pagi di waktu subuh, sampai jam 10 malam di waktu maghrib.
J : Loh, terbit matahari kan jam 5 atau 6-an walau ini lagi summer. Kok puasanya mulai dari jam 3?
M : (sedikit panik) eh, eh, anu, itu... hmmm, jam 3 itu, waktu subuh, bukan waktu terbit matahari, tapi "dawn", ...

Begitulah cuplikan percakapanku dengan si Jabrik. Dipikir-pikir, gak pernah aku benar-benar belajar tentang cara penentuan jadwal sholat.

Sebagai seorang muslim yang lahir dan dibesarkan di negara dengan majoritas muslim, yang namanya jadwal solat itu sudah sesuatu yang "taken for granted". Gak perlu lah ribet-ribet kapan sih waktu solat kita. Asal denger adzan dari mesjid, langsung ngeh, oh ini waktunya sholat Ashar. Ditambah lagi, di Indonesia yang terletak di khatulistiwa, waktu sholat di sepanjang tahun relatif tidak bergeser banyak. Cukup lihat jam, kalau misalkan jam 4, sudah hampir pasti kalau itu adalah waktu Ashar.

Hanya, apa sih arti waktu subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya itu? Gimana sih cara nentuinnya?

Sholat 5 waktu


Jadwal sholat 5 waktu ditentukan oleh posisi matahari dimana kita akan melaksanakan sholat. oleh karena itu, jadwal sholat bergeser sepanjang tahun. Berikut penjelasan dari masing-masing waktu sholat berdasarkan posisi matahari (sumber: oom Wiki tentunya).

  • Subuh: Waktu saat "dawn" atau semburat putih muncul di langit (fajr shaddiq). Waktu sholat subuh berlangsung sampai terbitnya matahari (fajr). 
  • Dzuhur: Waktu saat matahari pas lewat zennith-nya, posisi matahari tertinggi sebelum meluncur ke arah barat di  hari ini.
  • Ashar: Umumnya, waktu ashar itu adalah waktu saat benda-benda di bumi memiliki panjang bayangan sama dengan panjang bendanya. Dalam fiqih imam Hanafi digunakan panjang bayangan sama dengan dua kali panjang benda. 
  • Maghrib: Waktu tenggelamnya matahari. 
  • Isya: Waktu saat cahaya merah matahari menghilang dari barat. 

Perhitungan waktu sholat 
Nah, penjelasan soal waktu sholat berdasarkan posisi matahari terhadap bumi diatas, cukup mudah dicerna. Namun, dalam prakteknya, waktu sholat ini melibatkan equation kayak gini nih salah satunya: 


Luar biasa banget kan? Untuk menyelesaikan persamaan diatas dan mendapatkan jadwal waktu sholat, ada beberapa parameter yang harus dimasukkan ke dalam persamaan. Parameter itu adalah sudut, hmm.. apa ya namanya, kita sebut saja sudut α, pokoknya nilainya berkisar antara 15 sampai 18 derajat. Nilai sudut α ini bergantung pada kelompok ulama mana yang kita ikuti. Oleh sebab itu, jadwal sholat bisa berbeda-beda antar kelompok. Ini semua gara-gara penggunaan sudut α yang berbeda. 

Hwaah, panjang banget ni. Padahal cuman ngomongin soal jadwal sholat doang. Baru kali ini puyeng banget baca-baca soal cara menentukan waktu sholat. Rupanya emang susah-susah gampang ya, sampai ada rumusnya juga @_@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar