Rabu, 31 Juli 2013

Ramadhan 1434 H - Day 22

"Lebaran sebentar lagi,  berpuasa sekeluarga ... "

Selalu deh terngiang-ngiang lagu ini di bulan Ramadhan. Duh, jadi kangen rumah nih. Kangen bikin kue lebaran bareng sama keluarga. Sambil kangen-kangenan, jadi ingin sedikit merefleksikan diri juga nih. Edisi tulisan kali ini akan membahas tulisan berjudul "The Valley of Shit". Eh bukan mau bersumpah serapah kala puasa lo ya. Memang judul tulisannya begitu sih.



The Valley of S#!T
Beberapa bulan lalu, inbox-ku di e-mail dan facebook diramaikan oleh postingan dan komentar kawan-kawanku tentang suatu artikel di internet yang berjudul "The Valley of Shit". Judul tulisannya memang cukup ekstrim. Tetapi, semua mahasiswa, khususnya yang adalah PhD candidate, pasti bisa nyambung dan mengiyakan isi tulisan ini.

Artikel ini mengulas tentang jurang-jurang yang harus dilewati seorang mahasiswa kala menyelesaikan studinya. Sebagai seorang PhD candidate, aku banyak mengalami pengalaman serupa dengan apa yang dituliskan dalam artikel ini. Pasti ada saja waktu-waktu dimana stress melanda. Stress ini bukanlah stress biasa, tetapi stress yang luar biasa.

Terkadang, stress-nya PhD candidate disebabkan pertanyaan mendasar tentang, "Apaan sih kontribusi nyata dari riset gue ini?". Pertanyaan semacam itu biasanya dibarengi dengan kondisi dikala hasil eksperimen gak menjanjikan atau revisi manuskrip yang gak habis-habis dari sang supervisor.

Cara untuk keluar dari lembah suram begini ya dengan melewatinya. Kalau eksperimen hasilnya jelek, ya coba diterka ulang lagi kira-kira salahnya dimana. Kalau revisi gak beres-beres, komen dari supervisor banyak terus, ya dikerjain papernya. Di akhir nanti, kalau sudah bisa kita keluar dari lembah suram ini, pasti lancar jaya lagi deh kerjaan kita.

Buat semua yang lagi di "valley of shit", yok kita berusaha keluar dari situ. Kalau masuk lagi, ya keluar lagi.

Cheers,
Salam PhD candidate!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar