Selasa, 22 Oktober 2013

Ayam Goreng dan Keliling Dunia

Waktu aku kecil, aku dan sepupu-sepupu sebayaku selalu berkumpul di rumah Eyang Putri kala liburan sekolah tiba. Tak ada video games disana sehingga kami selalu bermain dengan mainan seadanya. Kadang kami bermain congklak atau kartu, kadang pula kami bermain ke taman "kebo" di dekat rumah Eyang.

Suatu hari, Eyang Putri dan Mama Tien, tanteku, memasakkan kami ayam goreng sebagai lauk makan malam. Tanpa pikir panjang, kuambil ayam goreng bagian sayap, bagian yang paling aku suka, ke piringku. Lucu memang kalau kami sedang makan dengan ayam goreng. Ada yang selalu mengambil bagian dada karena suka dengan daging ayam, ada pula yang senang dengan tulang-tulang mudanya saja. Bagiku, sayap ayam goreng selalu nomor satu. 

Saat aku sedang sibuk menyantap sang sayap ayam goreng, Eyang Putri menghampiriku. Ia bertanya, kenapa aku suka dengan sayap ayam goreng. Aku tak ingat jelas apa jawabanku kala itu. Mungkin aku hanya menjawab, "Habis enak sih". Ya memang, sayap ayam goreng selalu terasa sangat gurih di lidahku. 

Eyang Putri lalu tersenyum sembari berkata, "Jangan terlalu banyak makan sayap ayam goreng, nanti Mbak Mira terbang lho". Mama Tien yang mencuri dengar pembicaraan kami lalu berkata, "Gak apa-apa ya, Mbak. Kalau bisa terbang, kan nanti Mbak Mira bisa keliling dunia". Sambil menghabiskan sayap ayam pertama, aku buru-buru menimpali mereka, "Kalau gitu, aku mau nambah ah, biar bisa cepat keliling dunia". Langsung aku berlari ke dapur dan mengambil satu potong ayam goreng, bagian sayap tentunya. 

Selalu ada rasa menggelitik kala kuingat cerita masa kecilku tentang sayap ayam goreng ini. Kok bisa-bisanya si aku kecil yang polos itu percaya kalau ayam bisa terbang.

Sekarang, di umurku yang hampir 27 tahun ini aku telah banyak sekali bepergian. Walau belum 5 benua kusambangi, tapi aku sudah terbang ke hampir 100 kota di seluruh dunia, dan aku masih belum mau mengakhiri perjalananku. Mungkin, aku bisa keliling dunia seperti sekarang ini adalah akibat kesukaanku pada sayap ayam goreng. Atau mungkin, lebih karena mantra sayap ayam goreng yang kudapat dari Eyang Putri dan Mama Tien semasa aku kecil. 


Catatan kaki: 
- Taman kebo adalah taman di dekat rumah Eyang Putri. Sebenernya aku tidak pernah tahu, apa nama sebenarnya dari taman ini. Hanya saja, kami selalu menyebutnya sebagai taman kebo karena di tengahnya terdapat patung kerbau yang cukup besar.
- Untuk melihat foto-foto dari tempat-tempat yang pernah kukunjungi, silahkan mampir ke blog dari beruangku, si POPOBEAR :D 

Kamis, 17 Oktober 2013

Overrated & rajin belajar

"Mira ini, selalu saja tampak ceria. Kok bisa?"

Yah, kenapa gak bisa. Kalaupun hati sedih, banyak masalah, tapi kan asik kalau ngobrol sama orang sambil bisa memberikan sedikit keceriaan. Tapi sebetulnya, tidak jarang aku bersedih hati, menangis sendiri di kamar. Rindu pada bunda, kangen pada tahu pletet atau sambal tomat mentah buatan bunda. 

"Kok bisa sih LDR-an sama suami? Hebat ya!"

Mungkin orang melihat kami hebat karena masih bisa terlihat akur walau selalu LDR-an sejak kami bertemu 6.5 tahun lalu. Tapi, selayaknya hubungan suami-istri non-LDR, hubungan kami juga sangatlah rentan. Rentan ini dan itu. 

"Kok masih muda, sudah hampir jadi doktor saja? Keren banget!"

Keren terlihatnya, tapi ya ketar-ketir juga. Masih muda ataupun sudah tua, menyelesaikan program doktoral sangatlah besar tantangannya. Sebenarnya, aku iri pada kawan-kawan sebayaku yang sudah bekerja. Karena selalu lanjut sekolah dari jenjang satu ke jenjang lainnya, aku tak punya banyak pengalaman kerja. Sekarang, saat sudah tak ada jenjang berikutnya yang lebih tinggi lagi, bingunglah diriku. 

"Asik banget sih, bisa sering jalan-jalan! Aku juga pengen."

Ya sudah, jalan-jalanlah. Apalagi kalau ada waktu yang lapang dan materi yang cukup. Kalau aku sih, daripada jalan-jalan sendiri, lebih baik berwisata dengan keluarga. Tapi apa daya, keluargaku jauh. Terkadang, kala jalan-jalan solo, kesepian juga. Untung ada popobear :D 

(Overrated jaman dulu)
"Kok pinter banget sih? Jago banget pelajaran ini dan itu. Makan apaan?"

Makan nasi lah, apa lagi? Yah, jaman dulu, kalau gak pintar, aku gak bisa sekolah. Di rumah, gak banyak hal yang bisa kukerjakan. Video games gak punya dan acara TV membosankan. Aku juga tak punya banyak teman bermain. Aku ini orangnya gak PD-an sih, banyak-lah alasannya, tak perlu disebut satu persatu. Mau punya pacar atau jalan-jalan ke Mall sama teman-teman juga sulit, maklum uang jajanku tak pernah besar. Jadi, memang satu-satunya hal yang bisa kukerjakan adalah belajar. 

Keluargaku = Kebahagiaanku

Karena belajar aku bisa jalan-jalan, bisa jadi calon doktor, bisa dapet suami terhebat, dan bisa selalu ceria sekarang. Walau terkadang sedih dan mellow, tapi aku bahagia.

Nijmegen, 17 Oktober 2013.