Kamis, 06 Juni 2013

Rajutan ala musim dingin -- ep.2/2 gloves dkk.


Penghangat lengan. 
Artikel selanjutnya soal rajutan ala musim dingin adalah soal sarung tangan. Sejauh ini, ada 3 sarung tangan yang pernah saya buat disini. Sebenarnya ada satu lagi sih, tapi saya sudah berikan secara langsung ke seorang sahabat karena dia yang request untuk dibuatkan pada waktu itu.


Sebenarnya, semua sarung tangan yang saya buat menggunakan teknik knitting. Maklum, lagi benar-benar hobi knit, karena di Belanda sini banyak sekali benang bagus yang cocok untuk knitting. Kalau di Indonesia kan kebanyakan benang rasanya lebih cocok untuk dirajut menggunakan teknik crochet.

Karya pertama adalah penghangat lengan atau arm-warmer. Berhubung sedang ingin ber-ekspresi dan mencoba pola baru dalam knitting, saya membuat pola diamond untuk penghangat lengan ini. Proses knitting dilakukan dengan menggunakan jarum rajut loop, sehingga tidak ada jaitan samping di karya ini.

Sarung tangan tanpa jari. 

Penghangat telapak tangan.

Karya kedua adalah sarung tangan jempol-less, yang enak dipakai untuk mengetik dikala cuaca sedang dingin. Aplikasi pita pada sarung tangan dibuat dengan teknik crochet. Karya yang terakhir adalah gloves yang sangat nyaman digunakan kala bermain salju di luar rumah. Di karya ini, bagian jempol dibuat dengan teknik crochet. 

Seperti karya yang pertama, kedua karya terakhir dibuat dengan menggunakan jarum loop. Proses pembuatan kedua karya ini relatif sangat cepat, sekitar 2 sampai 3 jam untuk masing-masing pasangan. Ketiga aksesoris tangan ini selalu menemani aku di musim dingin kemarin. Sekarang mereka tersimpan manis di laci kamar. Menunggu untuk dipakai lagi di musim dingin yang akan datang. 

Selasa, 04 Juni 2013

Rajutan ala musim dingin -- ep.1/2 Syal




Setelah mengalami musim dingin sebanyak hampir 4 kali di negeri kincir angin, bisa juga merajut sampai 4 buah syal untuk diri sendiri. Biasanya paling males yang namanya merajut buat diri sendiri. Paling-paling juga merajut buat orang lain, teman atau keluarga. 

Dari keempat syal yang dimuat di artikel ini, 3 diantaranya dibuat dengan teknik breien / knitting. Hanya 1 yang menggunakan teknik hakken /crochet. Memang untuk project-project besar seperti syal, enaknya pake teknik knitting yang ga rumit. Terus, jika dibandingan soal kecepatan merajut, teknik knit saya masi sedikit lebih unggul daripada crochet. Padahal, saya belajar crochet jauh sebelum memulai knitting. Saya baru menekuni knitting sekitar sejak 5 tahun lalu saja. Mungkin juga karna saat merajut crochet, saya lebih suka memilih pola-pola rumit untuk menantang diri sendiri. 

Keempat syal berbahan dasar benang yang berbeda-beda. Syal crochet (kiri-bawah) dibuat dengan benang wol biasa. Syal ungu juga dibuat dengan bahan wol biasa, tetapi bukan sembarang wol melainkan wol merk Rowan. Walau sudah dengan diskon, benang wol Rowan yang digunakan sebagai bahan dasari syal ungu ini menghabiskan uang sekitar 20 Euro -_- walau mahal, gak apa-apa deh coba merajut pakai benang mahal sekali-kali. Syal biru dirajut dengan menggunakan bahan katun tebal, seperti bahan "keset" kalau di Indonesia. Yang terakhir, syal hitam dirajut dengan bahan istimewa (bahan seperti pita renda).

Sejauh ini, syal yang paling sering dipake adalah syal crochet merah-biru-ungu. Ada beberapa alasan mengapa syal ini jadi sang favorit diantara yang lainnya. Alasan pertama, ukuran syal ini cukup panjang, bisa dililit sampai 2 kali di leher. Alhasil, badan jadi super hangat, apalagi kalau suhu sedang minus. Alasan lainnya mungkin karena proses pembuatan syal ini lumayan lama, sekitar 1 tahun lebih. Kenapa? maklum lah, banyak males-malesannya. Apalagi soal merajut pula segi-6 nya satu persatu. Cukup melelahkan dan memakan waktu. 

Sekian dulu artikel rajutan ala musim dingin kali ini :)