Catherine si Caterpillar
Hari ini adalah hari hari biasa di rumah kami. Waktu menunjukkan pukul 11 malam. Tidak ada kegiatan luar biasa di ruang keluarga. Hanya menonton film yang diputar di TV sambil bercerita tentang kegiatan hari ini. Sanne baru saja pulang dari kencan pertamanya dengan seorang bartender yang ia temui di acara 4daagse Nijmegen kemarin. Jitske kemudian bergabung di ruang TV saat mendengar kedatangan Sanne.
Sambil bercengkrama, Sanne memakan jeruknya. Sedangkan aku, baru saja kuhabiskan sebuah mandarin yang kubeli tadi sore di supermarket. Manis juga rasanya. Sambil tetap berbagi kisah hari ini, kurasakan sensasi dingin di kakiku. Kukira, mungkin itu nasi yang tercecer saat aku makan dengan sayur sop malam ini. Kuambil si nasi tercecer itu dan kuletakkan di piring bekas makanku yang kini berisikan kulit-kulit mandarin.
Rupanya si nasi bukanlah nasi. Saat kuselidik, bentuknya seperti donat dan ia tampak hidup. Sontak aku melonjak dari kursi malasku. Kutunjukkan si "bukan nasi" kepada Sanne dan Jitske. Sanne bilang, "itu caterpillar". Kemudian kami setuju untuk memberinya nama Catherine (dibaca Katarina), Catherine si caterpillar. Kami pun setuju untuk mengembalikan Catherine ke alam luas. Semoga ia bisa menjadi kupu-kupu cantik. Sampai jumpa Catherine!
Hari ini adalah hari hari biasa di rumah kami. Waktu menunjukkan pukul 11 malam. Tidak ada kegiatan luar biasa di ruang keluarga. Hanya menonton film yang diputar di TV sambil bercerita tentang kegiatan hari ini. Sanne baru saja pulang dari kencan pertamanya dengan seorang bartender yang ia temui di acara 4daagse Nijmegen kemarin. Jitske kemudian bergabung di ruang TV saat mendengar kedatangan Sanne.
Sambil bercengkrama, Sanne memakan jeruknya. Sedangkan aku, baru saja kuhabiskan sebuah mandarin yang kubeli tadi sore di supermarket. Manis juga rasanya. Sambil tetap berbagi kisah hari ini, kurasakan sensasi dingin di kakiku. Kukira, mungkin itu nasi yang tercecer saat aku makan dengan sayur sop malam ini. Kuambil si nasi tercecer itu dan kuletakkan di piring bekas makanku yang kini berisikan kulit-kulit mandarin.
Rupanya si nasi bukanlah nasi. Saat kuselidik, bentuknya seperti donat dan ia tampak hidup. Sontak aku melonjak dari kursi malasku. Kutunjukkan si "bukan nasi" kepada Sanne dan Jitske. Sanne bilang, "itu caterpillar". Kemudian kami setuju untuk memberinya nama Catherine (dibaca Katarina), Catherine si caterpillar. Kami pun setuju untuk mengembalikan Catherine ke alam luas. Semoga ia bisa menjadi kupu-kupu cantik. Sampai jumpa Catherine!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar