Rabu, 24 September 2014

Belajar untuk Tes Wawasan Kebangsaan -- CPNS 2014

Salah satu gosip yang hangat saat ini adalah gosip-gosip seputar Tes CPNS 2014. Yep, secara ada puluhan ribu kursi yang bisa diperebutkan, banyak banget kaum muda di usia 20-an yang sekarang pasti lagi udah mulai belajar untuk tes CAT (computerized assisted test). 

Aku sendiri juga sedang belajar untuk tes wawasan kebangsaan (TWK) nih. Belajar lagi tentang Pancasila dan UUD 1945 yang adalah dasar negara. Aku juga banyak belajar lagi tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia. PPKN dan Sejarah pun melebur menjadi satu. Secara, otak ini cuma berkecimpung dalam dunia engineering selama 10 tahun ke belakang, jadi rada-rada tumpul deh untuk soal hapalan kayak gini. Tapi seru juga sih, jadi kayak bernostalgia sama jaman sekolah dulu. 

Ada beberapa poin-poin menarik yang berhubungan dengan wawasan kebangsaan yang aku temui selama belajar di hari ini: 
  • Rumusan Pancasila terdapat di pembukaan UUD 1945. 
  • Zaken kabinet adalah kabinet yang beranggotakan tenaga-tenaga ahli di bidangnya. 
  • Referendum adalah kegiatan untuk meminta pendapat rakyat secara langsung yang menyatakan setuju/ tidak setuju terhadap kehendak MPR untuk mengubah UUD 1945. 
  • UUD 1945 telah diamandemen sebanyak 4 kali. 
  • Undang-undang Agrarua (Agrarische Wet) pada tahun 1870 dimaksudkan untuk melindungi hak milik tanah pertanian dari kaum penyewa tanah Eropa. Pemilik modal asing hanya boleh menyewa tanah selama 75 tahun. 
  • Perang puputan adalah perang sampai titik darah penghabisan. 
  • PUTERA atau Pusat Tenaga Rakyat dibentuk oleh Jepang untuk membantunya dalam perang melawan Sekutu. Empat pemimpin PUTERA adalah: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan K. H. Mas Mansyur. 
  • Indonesia pertama kali dijajah oleh Portugis pada tahun 1511. Kala itu, Alfonso d' Albuquerque, seorang raja muda Portugis, berhasil merebut Malaka dari tangan Sultan Mahmud. 
  • Rasuna Said adalah pahlawan wanita dari Padang, Sumatera Barat. Ia adalah pahlawan kemerdekaan dan kesetaraan gender di Indonesia. 
  • Trias atau Trilogi Van de Venter meliputi edukasi, irigasi dan transmigrasi. Van de Venter menyatakan bahwa bangsa Belanda berhutang budi kebada bangsa Indonesia. Trilogi Van de Venter adalah cara untuk membalas budi kepada bangsa Indonesia. 
Sekian dulu belajar untuk TWK-ku hari ini. Lama-lama ngantuk juga nih. Hoaaahhhmmm...
*kebiasaan deh kalo belajar sejarah pasti ngantuk.... 

Buat semua yang juga sedang berjuang untuk tes CPNS 2014 tahun ini, semangattt!!!!


P.S. lihat cerita di blog seputaran riset dan kerjaanku disini nih!

Rabu, 10 September 2014

Kisahku jadi penyiar radio

Jaman sekolah SMA dulu, aku suka sekali mendengarkan radio. Radio OZ-103.1FM adalah radio favoritku di Bandung. Sejak dulu, aku tidak suka berbicara di depan publik. Lebih-lebih menjadi penyiar radio. Nampaknya, tidak ada bakatku disana.

Sewaktu aku pergi kuliah ke Belanda, aku sudah tahu kalau ada radio yang namanya Radio PPI Dunia. Kebetulan, ada beberapa kawan dan kenalan yang menjadi penyiar disana. Sesekali aku mengunjungi website radio online tersebut. Seru memang. Disamping para pendengarnya yang adalah student dari berbagai penjuru dunia, penyiarnya juga adalah pelajar-pelajar Indonesia yang sedang melanglang buana bersekolah di negeri-negeri asing.

Dengan tagline-nya "Radio PPI Dunia, suara anak bangsa, satu cinta, satu Indonesia", radio ini banyak mengusung acara-acara seru, menghibur dan juga menginformasi. Setiap bulan, radio ini juga punya tagline bulanan yang tematik. Bulan pahlawan untuk Agustus dan bulan hari ibu untuk Desember, misalnya.

Di awal tahun ke-3 riset PhD-ku, aku merasa jenuh dengan keseharianku di Belanda. Iseng-iseng saja kutengok website Radio PPI Dunia. Mula-mula, aku tak kenal, siapa-siapa saja yang bersiaran. Pun aku tak kenal siapa-siapa orang yang nangkring dan ngobrol di cebe alias CB (chatbox) -nya radio. Lama-kelamaan, aku semakin kenal banyak makhluk-makhluk gaib disana. Banyak aku mendapatkan teman-teman Indonesia sesama pelajar-pelancong.


        
Pengumuman siaran perdanaku
di Radio PPI Dunia. 

Di akhir Agustus 2013, akhirnya kuberanikan diri untuk memasukkan sample rekamanku ke redaksi Radio PPI Dunia. Aku melamar menjadi salah satu Sobat Siar (SS), sapaan akrab penyiar di radio ini. Dengan berbekal PD dan semangat dari kawan-kawanku, terutama maktjik dan SS. Nila, akhirnya aku bisa lolos seleksi dan menjadi penyiar di radio ini.


Setelah mengurus beberapa surat-menyurat, juga ini dan itu, akhirnya aku bersiaran perdana di awal bulan Oktober. Kala itu aku hanya bersiaran memperkenalkan diri, tanya-jawab dengan pendengar, dan memutarkan rikues-rikues lagu. satu segmen siaran adalah 3 jam. Dalam 3 jam ini, seorang sobat siar musti jadi superman. Mulai dari menjadi operator lagu, operator sosial media, sampai menjadi penyiar (pastinya), dijabanin sendirian. Siaran pertamaku bisa dibilang sukses. Sambil memberikan kuis kecil-kecilan, aku bercuap-cuap siaran perdana di loteng bawah tangga rumahku (seperti kamarnya Harry Potter).

DuKun, Dunia Kuliner. Acara mingguan yang selalu kubawakan di Radio PPI Dunia. 
Setelah siaran perdana, aku lalu membawakan acara DuKun, Dunia Kuliner. Acara ini kubawakan mingguan, setiap hari Sabtu jam 00.00 - 03.00 WIB. Artinya, aku harus bersiaran di hari Jumat jam 18.00 - 21.00 di waktu Belanda. Acara DuKun yang kubawakan ini adalah acara yang berhubungan dengan dunia kuliner, mulai dari memasak, makan, sampai kisah-kisah makanan aneh dan unik dari berbagai belahan dunia. Dalam waktu sekejap saja, orang-orang mulai mengidentikkan diriku, si SS Tante, sebagai SS DuKun -- bukan mbah dukun ya.

Walau hanya satu program reguler yang kubawakan di radio ini, aku juga terkadang mengisi waktu-waktu siaran kosong. Kadang hanya memutarkan lagu-lagu request dari pendengar. Kadang aku juga cuap-cuap ngalor-ngidul.

Banner siaran purnaku di Radio PPI Dunia. 

Hanya setengah tahun aku aktif bersiaran di Radio PPI Dunia. Di akhir masa siaranku, aku melakukan 2 siaran purna. Satu untuk acara mingguanku, DuKun, satu lagi untuk siaran purna sepurna-purnanya. Ada salah satu pendengar radio yang rajin mendengarkan aku siaran, walau biasanya aku bersiaran tengah malam waktu Indonesia, bang Bendi namanya. Bang Bendi juga mengisahkan tentang siaran-siaran purnaku di radio kesayanganku ini. Kisah selengkapnya bisa dilihat di website-nya (ini dan ini).

Tidak pernah aku menyesal, begabung dengan keluarga besar Radio PPI Dunia. Walau aku sudah tidak bersiaran disana, sesekali aku masih mengunjungi website-nya untuk menyapa sobat-sobat radio. Banyak sekali pelajaran yang bisa aku ambil kala aktif di radio ini. Disamping aku jadi punya banyak kawan baru, aku juga bisa memenuhi impian kecilku jaman dulu, menjadi penyiar ...