Rabu, 10 September 2014

Kisahku jadi penyiar radio

Jaman sekolah SMA dulu, aku suka sekali mendengarkan radio. Radio OZ-103.1FM adalah radio favoritku di Bandung. Sejak dulu, aku tidak suka berbicara di depan publik. Lebih-lebih menjadi penyiar radio. Nampaknya, tidak ada bakatku disana.

Sewaktu aku pergi kuliah ke Belanda, aku sudah tahu kalau ada radio yang namanya Radio PPI Dunia. Kebetulan, ada beberapa kawan dan kenalan yang menjadi penyiar disana. Sesekali aku mengunjungi website radio online tersebut. Seru memang. Disamping para pendengarnya yang adalah student dari berbagai penjuru dunia, penyiarnya juga adalah pelajar-pelajar Indonesia yang sedang melanglang buana bersekolah di negeri-negeri asing.

Dengan tagline-nya "Radio PPI Dunia, suara anak bangsa, satu cinta, satu Indonesia", radio ini banyak mengusung acara-acara seru, menghibur dan juga menginformasi. Setiap bulan, radio ini juga punya tagline bulanan yang tematik. Bulan pahlawan untuk Agustus dan bulan hari ibu untuk Desember, misalnya.

Di awal tahun ke-3 riset PhD-ku, aku merasa jenuh dengan keseharianku di Belanda. Iseng-iseng saja kutengok website Radio PPI Dunia. Mula-mula, aku tak kenal, siapa-siapa saja yang bersiaran. Pun aku tak kenal siapa-siapa orang yang nangkring dan ngobrol di cebe alias CB (chatbox) -nya radio. Lama-kelamaan, aku semakin kenal banyak makhluk-makhluk gaib disana. Banyak aku mendapatkan teman-teman Indonesia sesama pelajar-pelancong.


        
Pengumuman siaran perdanaku
di Radio PPI Dunia. 

Di akhir Agustus 2013, akhirnya kuberanikan diri untuk memasukkan sample rekamanku ke redaksi Radio PPI Dunia. Aku melamar menjadi salah satu Sobat Siar (SS), sapaan akrab penyiar di radio ini. Dengan berbekal PD dan semangat dari kawan-kawanku, terutama maktjik dan SS. Nila, akhirnya aku bisa lolos seleksi dan menjadi penyiar di radio ini.


Setelah mengurus beberapa surat-menyurat, juga ini dan itu, akhirnya aku bersiaran perdana di awal bulan Oktober. Kala itu aku hanya bersiaran memperkenalkan diri, tanya-jawab dengan pendengar, dan memutarkan rikues-rikues lagu. satu segmen siaran adalah 3 jam. Dalam 3 jam ini, seorang sobat siar musti jadi superman. Mulai dari menjadi operator lagu, operator sosial media, sampai menjadi penyiar (pastinya), dijabanin sendirian. Siaran pertamaku bisa dibilang sukses. Sambil memberikan kuis kecil-kecilan, aku bercuap-cuap siaran perdana di loteng bawah tangga rumahku (seperti kamarnya Harry Potter).

DuKun, Dunia Kuliner. Acara mingguan yang selalu kubawakan di Radio PPI Dunia. 
Setelah siaran perdana, aku lalu membawakan acara DuKun, Dunia Kuliner. Acara ini kubawakan mingguan, setiap hari Sabtu jam 00.00 - 03.00 WIB. Artinya, aku harus bersiaran di hari Jumat jam 18.00 - 21.00 di waktu Belanda. Acara DuKun yang kubawakan ini adalah acara yang berhubungan dengan dunia kuliner, mulai dari memasak, makan, sampai kisah-kisah makanan aneh dan unik dari berbagai belahan dunia. Dalam waktu sekejap saja, orang-orang mulai mengidentikkan diriku, si SS Tante, sebagai SS DuKun -- bukan mbah dukun ya.

Walau hanya satu program reguler yang kubawakan di radio ini, aku juga terkadang mengisi waktu-waktu siaran kosong. Kadang hanya memutarkan lagu-lagu request dari pendengar. Kadang aku juga cuap-cuap ngalor-ngidul.

Banner siaran purnaku di Radio PPI Dunia. 

Hanya setengah tahun aku aktif bersiaran di Radio PPI Dunia. Di akhir masa siaranku, aku melakukan 2 siaran purna. Satu untuk acara mingguanku, DuKun, satu lagi untuk siaran purna sepurna-purnanya. Ada salah satu pendengar radio yang rajin mendengarkan aku siaran, walau biasanya aku bersiaran tengah malam waktu Indonesia, bang Bendi namanya. Bang Bendi juga mengisahkan tentang siaran-siaran purnaku di radio kesayanganku ini. Kisah selengkapnya bisa dilihat di website-nya (ini dan ini).

Tidak pernah aku menyesal, begabung dengan keluarga besar Radio PPI Dunia. Walau aku sudah tidak bersiaran disana, sesekali aku masih mengunjungi website-nya untuk menyapa sobat-sobat radio. Banyak sekali pelajaran yang bisa aku ambil kala aktif di radio ini. Disamping aku jadi punya banyak kawan baru, aku juga bisa memenuhi impian kecilku jaman dulu, menjadi penyiar ...

1 komentar:

  1. wah.. kalo dulu sy sukanya Ardan, sekarang beralih ke B. KAdang nyetel Rase ama Prambors juga. Kalo lagi ngegila, setel Dahlia ama Rama.

    BalasHapus