Apakah kalian termasuk orang-orang yang suka membuat resolusi/ visi-misi hidup di awal tahun? Aku sih enggak. Karena pada dasarnya, emang aku paling nggak bisa untuk nulis yang namanya visi-misi hidup. Doyannya, living in a moment. Paling-paling cuman bisa nulis pengharapan atau planning hidup untuk jangka pendek saja.
Suatu hari, aku sedang overall cleaning dokumen-dokumen di kamar. Eh, nemu secarik kertas yang bertuliskan visi-misi. Sepertinya, visi-misi ini kutulis waktu jaman kuliah dulu, saat ada pelatihan keterampilan/ LKO dari himpunan kampus.
Dari semua visi-misi yang ditulis, Alhamdulillah, hampir semuanya terpenuhi. Terutama yang bagian kuliah ke LN sambil jalan-jalan. Mungkin, waktu menulis visi-misi itu, rasanya terpaksa, dan tak tahu apa yang mau ditulis. Tetapi, tanpa disadari, apa yang dituliskan menjadi doa dan pengharapan pribadi yang juga ditulis di dalam hati *tjiee..
So, kawan, kalau punya pengharapan, jangan malu untuk mengungkapkannya. Misalnya, aku bercita-cita pengen punya restoran. Kalau lagi ngobrol, walau sambil becanda, sering kusebutkan. Contohnya, pas ditanya: "Jadi, gimana tes CPNS-nya kemarin?". Kujawab aja: "Entahlah. Kalau gak lulus juga, aku buka restoran aja.". Gitu...
"Ucapan adalah doa."
Makanya, kalau punya cita-cita, sering-seringlah diungkapkan. Supaya, secara sadar atau tidak sadar, apa yang diucapkan bisa menjadi pengharapan, doa, sekaligus motivasi untuk menggapainya.
~~~~~~~~~~~~~~~~
baca juga: The Four Leaf Clover
Visi-misi yang pernah ditulis jaman dahulu kala. |
Suatu hari, aku sedang overall cleaning dokumen-dokumen di kamar. Eh, nemu secarik kertas yang bertuliskan visi-misi. Sepertinya, visi-misi ini kutulis waktu jaman kuliah dulu, saat ada pelatihan keterampilan/ LKO dari himpunan kampus.
Dari semua visi-misi yang ditulis, Alhamdulillah, hampir semuanya terpenuhi. Terutama yang bagian kuliah ke LN sambil jalan-jalan. Mungkin, waktu menulis visi-misi itu, rasanya terpaksa, dan tak tahu apa yang mau ditulis. Tetapi, tanpa disadari, apa yang dituliskan menjadi doa dan pengharapan pribadi yang juga ditulis di dalam hati *tjiee..
So, kawan, kalau punya pengharapan, jangan malu untuk mengungkapkannya. Misalnya, aku bercita-cita pengen punya restoran. Kalau lagi ngobrol, walau sambil becanda, sering kusebutkan. Contohnya, pas ditanya: "Jadi, gimana tes CPNS-nya kemarin?". Kujawab aja: "Entahlah. Kalau gak lulus juga, aku buka restoran aja.". Gitu...
"Ucapan adalah doa."
Makanya, kalau punya cita-cita, sering-seringlah diungkapkan. Supaya, secara sadar atau tidak sadar, apa yang diucapkan bisa menjadi pengharapan, doa, sekaligus motivasi untuk menggapainya.
~~~~~~~~~~~~~~~~
baca juga: The Four Leaf Clover