Maudya adalah adik kecilku yang baru berusia 10 tahun dan sedang duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar. Hari ini, sepulang sekolah, dia langsung cuci tangan dan kaki serta berganti pakaian. Sebelum mulai belajar untuk ulangan kenaikan kelas yang berlangsung seminggu ini, kami bersantai-santai menonton berita sambil cemal-cemil.
Ketika sedang bersantai sambil nyemil, tetiba dia nyeletuk "Mbak, di kelas kan ada foto presiden dan wakil presiden...". "Trus?" tanyaku. Katanya lagi, "Aku tuh sulit membayangkan, nanti kalau fotonya diganti sama foto Jokowow (sebutannya dia untuk capres Jokowi), gimana ya?". Aku hanya tertawa sambil bertanya, "Lha, emang kenapa kalau presidennya Jokowi?". "Ya, lucu aja gitu. Aku ngebayanginnya, nanti foto presiden pake baju kotak-kotak didalemnya", katanya sambil tertawa. Dalam hati aku mengerti, sepanjang hidupnya, anak ini cuman tau pak SBY saja sebagai presidennya. Sama kaya waktu aku jaman SD dulu, cuman tau pak Soeharto saja yang jadi presiden. Aku paham perasaannya.
Maudya, adikku, sang paskibra cilik yang sedang nyemil sehabis lomba baris-berbaris se-kota Bandung. |
Nah, itulah kira-kira sedikit selorohannya tentang pemilu presiden yang akan berlangsung satu bulan dari sekarang ini. Sambil tetap cemal-cemil, kami terus bersenda gurau, ngobrolin tentang pemilu. Kutanyakan padanya, kira-kira dia mau pilih siapa. Kutanyakan juga, kira-kira siapa yang bakal menangnya. Ada satu hal yang kuamati disana, dia sepertinya condong ke Jokowi. Pasalnya, memang dia tidak terlalu tau tentang capres satunya lagi, Prabowo. Yang dia ingat malah Hatta, sang cawapres pasangan Prabowo. Lucunya lagi, dia tidak menyinggung-nyinggung soal JK.
Anyway, disini aku tidak ingin kampanye, baik hitam ataupun putih. Maudya adikku adalah contoh orang Indonesia yang terpapar media dan segala pemberitaan-pemberitaan. Untuk kasusnya, dia masih bocah, belum ikut pemilu, keputusannya untuk nyoblos salah satu dari yang lainnya, tidak akan berdampak pada hasil pesta demokrasi pilpres yang akan dilangsungkan satu bulan dari sekarang ini. Bagaimana dengan kita yang punya hak suara ini? Tentunya, kita harus memilih matang-matang, siapa kah pemimpin yang terbaik dari kedua capres untuk memimpin negeri ini.
Untuk itu, aku ingin mengingatkan kepada kawan-kawan pemilih agar berhati-hati dalam mencerna berita-berita politik terkait kedua capres di masa kampanye ini. Jangan sampai tulisan-tulisan blunder dan memihak dari si media mempengaruhi pilihan anda. Sebaiknya, dikala melihat suatu artikel yang berhubungan dengan para capres, harus dilihat juga, apa medianya. Apakah itu media yang tidak berpihak? Jangan lupa juga dilihat siapa yang punya medianya? Sekarang, media baik elektronik maupun cetak bisa dengan mudah dijadikan sebagai alat politik, lho.
So, jangan mudah percaya dengan apa-apa yang ditulis di media ya. Apalagi yang menjelek-jelekkan atau terlalu mengagung-agungnkan salah satu capres. Kalau membaca artikel, lihat juga, artikel-artikel lain di media tsb. isinya begituan doang gak? Jangan-jangan, media itu cuman promosiin satu capres doang, tapi jelek-jelekin capres lainnya. Jangan lupa juga, cari informasi dan berbagai media, jangan cuman salah satu saja. Jangan sampai, kita-kita yang terpelajar ini, menjadi berakal pendek karena termakan omongan media.
Selamat berpesta demokrasi, Indonesia! Semoga siapapun presidennya, Indonesia akan lebih baik lagi. Aamiin!!!
Cimahi, 4 Juni 2014
Penulis yang juga masih bingung mau nyoblos yang mana :D
P.S. Jangan lupa ikutan giveaway blog ini disini ya!!!